071/Wijayakusuma, Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han., dalam rangka mengikuti dan menghadiri prosesi kirab pusaka |
Pakaian tradisional Banyumasan seperti lancingan, bebed wala, pinjungan, iketan, nempean dan lainnya yang biasa dipakai masyarakat umum. Beskap untuk pria dan Nyamping untuk wanita yang dipakai dikalangan masyarakat tertentu khususnya dikalangan priyayi, pada jaman sekarang hanya dipakai pada acara tertentu.
Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han., beserta Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro Ny. Anita Dani Wardhana pada pergelaran kirab prosesi pusaka Hari Jadi Ke-449 Kabupaten Banyumas Tahun 2020, mengenakan pakaian tradisional Banyumasan Beskap Lancingan dan ibu mengenakan Nyamping.
Kolonel Dani mengenakan tutup kepala berupa Blangkon, baju beskap dan bawahannya kain jarit (batik) serta asesoris semacam rantai yang dikenakan di dada menjurai ke saku baju beskap. Sedangkan ibu Anita, mengenakan beskap warna hitam dipadu dengan kain jarik batik motif kembang berwarna hitam bawahannya dan dipadu asesoris wanita berupa tusuk konde warna emas.
Dengan mengenakan pakaian tradisional Banyumasan, Danrem 071/Wk bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 berjalan berdampingan dan beriringan bersama barisan Bupati Banyumas beserta ibu, Wakil Bupati Banyumas beserta ibu serta Forkopimda Banyumas setelah dilaksanakannya tradisi pemberangkatan kirab pusaka oleh Bupati Banyumas.
Pemberangkatan kirab prosesi pusaka dimulai dari halaman rumah dinas Wakil Bupati Banyumas menuju Alun-alun Purwokerto Pendopo Sipanji Pemkab Banyumas sejauh dua kilometer menyusuri jalan Jenderal Sudirman Purwokerto.
Mengawali kirab pusaka, rombongan pasukan bergada dipimpin Subhamenggala memulai perjalanan mengiringi empat pusaka. Di bagian depan dengan naik andong Kakan Bekayu Duta Wisata Banyumas sebagai simbol Bupati Pertama Banyumas R.Joko Kaiman beserta isteri.
Didepannya pasukan manggala yudha yang mengawal empat pusaka yakni tombak Kiai Genjring, keris Nalapraja, keris Gajah Endra dan kitab Stambul berupa Alqur’an berukuran kecil. Kirab pusaka tersebut dimulai pukul 08.30 WIB. Empat pusaka tersebut melambangkan empat penjuru mata angin dan simbol kekuatan, keagungan, semangat juang dan keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Puluhan ribu warga masyarakat Banyumas tumpah ruah di jalan Jenderal Sudirman, mereka ingin melihat dan menyaksikan iring-iringan kirab pusaka, 30 foto para mantan pejabat Bupati Banyumas, kemudian Bupati Banyumas ke 31 dan Wakil Bupati bersama Ketua DPRD Banyumas beserta isteri, Danrem 071/Wk beserta isteri serta para pejabat Forkopimda Banyumas, SKPD dan perangkat pemerintahan Banyumasa lainnya.
Sepanjang jalan ribuan orang berjajar disamping menyaksikan jalannya kirab, mereka berebut untuk berjabat tangan dengan Bupati beserta istri dan Wakil Bupati beserta isteri, dan selfi bersama.
Walaupun terik matahari menyengat, masyarakat tetap antusias menyaksikan jalannya prosesi kirab dengan tertib hingga barisan terakhir kirab dari kesenian tek-tek Banyumas.
Copaste : Berita Indonesia
http://www.me.facebook.com/britanusa