Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat….” (QS. An-Nisa’ [4]: 3).
Di antara hal yang mempercepat dapat jodoh adalah bila wanita mau dimadu. Islam tatkala memerintahkan menikah, di antara hikmahnya ialah menolong kaum wanita agar tertolong beban dirinya dan terpelihara kehormatan dirinya. Sebab itu jika wanita dilamar oleh pria yang sudah menikah, sedangkan pria itu baik agamanya dan memiliki akhlak yang mulia berlaku adil, sebaiknya wanita menerimanya dan orang tua pun bersenang hati, karena kemuliaan umat Islam tergantung pada ketaqwaannya, yaitu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah.
Syaikh as-Sa’di Rahimahullah berkata, “Yang demikian itu karena laki-laki kadangkala syahwatnya tidak cukup dengan satu istri, makaboleh menikah satu lagi sampai empat, karena empat itu sudah cukup, tetapi bila dirinya yakin bahwa dia tidak akan menzhalimi wanita, dan yakin bahwa dirinya mampu menunaikan semua haknya masing-masing.”1
Istri pertama dan lainnya hendaknya bersabar, tidak memaksa suami agar menceraikan teman hidupnya tanpa ada sebab yang dibolehkan oleh Islam.
(Silahkan merujuk kepada majalah al-Furqon edisi 12 th. ke-12, halaman 8, tulisan Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron Hafizhahullah).
