Duka negeriku melas mendesah,
menahan isak meratapi anak negeri yang luka
Kemilau awan pualam terbuai harapan kering
memendam tangis dalam cengkraman sidzolim...
Catatan anak negeri menulisi raut wajah langit
Dengan pena dan tinta keringat serta airmata
tiap waktu memenuhi gerobak para pemulung
Teriak anak negeri dibibir pecah penuh darah
Menggema hingga diliang telinga penguasa gila
Hingga mereka menutupi daun-daun telinganya
Negeriku memendam duka,menatap iba :
anak negeri jadi korban serakahnya birokrasi
anak negeri yang haq-haqnya telah dicuri
anak negeri yang jadi tumbal liciknya hukum
anak negeri yang berlarian berebut makan
anak negeri sebagai pijakan politisi busuk
negeriku menahan luka,memaki dalam pilu :
anak negeri yang duduk manis diatas kursi
anak negeri yang berlomba untuk korupsi
anak negeri menjadi boneka penghianat
anak negeri saling menghabisi demi pribadi
habislah sudah,
tak ada lagi harapan segar dinegeri ini
timpangla sudah,
neraca keadilan dinegeri ini.
*Almahera suhanda