Gambar Istimewa |
Dulu saya belum begitu mengerti mengapa ada lakon seperti tokoh-tokoh dalam pewayangan. Ada Petruk, Gareng, Bagong, dan juga Semar. Ternyata sarat makna pada tiap lakon yang dimunculkan. Salah satunya adalah Lurah Semar yang biasanya muncul di akhir sesi sebagai seorang penengah dan penasehat di antara tokoh wayang lainnya saat ada selisih paham.
Kyai Lurah Semar Badranaya adalah salah satu nama tokoh paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Pada dunia pewayangan, Kyai Semar diceritakan sebagai tokoh yang abdi, pengasuh dan penasehat untuk golongan para kesatria dalam pementasan kisah mahabrata dan ramayana.
Ia sering dianggap sebagai simbol dualisme, Simbol dualisme yang dimiliki Kyai Semar itu diantaranya yaitu dia seperti sedang berdiri namun terlihat seperti jongkok yang menyimbolkan kedudukan sang penguasa dan rakyat jelata, dia sering menyembunyikan tangan kanannya dibalik badan beliau yang bermakna menyembunyikan kebaikan dan kelebihan yang dimilikinya (tidak sombong), dan masih banyak lagi simbol yang melambangkannya.
Bukan hanya itu, di setiap panggung pementasan wayang, Kyai Semar sering menyampaikan kata-kata bijak yang dapat memotivasi dan bersifat universal serta kadangkala kata bijak dari Semar tersebut masih patut ditiru sampai kapanpun.
Lalu, Apa saja kata-kata bijak yang sering diucapkan Semar tersebut? berikut 10 kata bijak yang sering diucapkan semar:
1. Urip iku Urup. Hidup itu merupakan nyala jiwa.
Menjalani hidup itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi setiap orang yang ada disekitar kita.
2. Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara.
Harus dan wajib hukumnya mengusahakan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak dalam diri.
3. Sura dira jaya jayaningrat, leburing dening pangastuti.
Segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, sabar dan tawakal.
4. Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sakti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha.
Berjuang tanpa perlu membawa pasukan, menang tanpa merendahkan/mempermalukan lawan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan/kekuatan/kekayaan/keturunan. Kaya hati (tanpa didasari hal-hal yang bersifat materi)
5. Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan.
Jangan gampang sekali sakit hati manakala musibah/hasutan datang menimpa diri. Jangan sedih jika sedang kehilangan sesuatu (ikhlaskan saja).
6. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman.
Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah sekali menyesal jika melakukan sesuatu, jangan mudah terkejut , dan jangan pernah manja (kolokan)
7. Aja ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman.
Jangan pernah terpesona dengan kedudukan jabatan, materi, dan kepuasan didunia ini (ingat itu).
8. Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak celaka.
Jangan merasa paling pintar agar kamu tidak salah dalam arah, jangan pernah berbuat curang jika kalian tidak mau celaka.
9. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho.
Jangan pernah terhasut/tergiur pada hal-hal yang nampak mewah, cantik, dan keindahan. Jangan pernah berpikir semua gampang/plin-plan agar nanti tidak kendur niat dan semangat diri kita.
10. Aja adigang, adigung, adiguna.
Jangan sok berkuasa, sok kaya, sok punya segalanya, sok raja. (intinya jangan pamer kekuasaan)
============
Menjadi manusia paripurna tak semudah kita makan mie instan. Bersiaplah ditempa dengan segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Baik itu berupa kebaikan atau keburukan.
Sungguh petuah Semar layak untuk kita renungkan bersama. Semoga Tuhan menjadikan kita manusia-manusia berbudi pekerti luhur. Menjadi manusia selayaknya manusia. Memanusiakan manusia dalam ketidaksempurnaannya.
Salam wa rahmah
*dari berbagai sumber