Kerajaan-kerajaan islam di pulau Jawa
I. Pendahuluan
Dengan masuknya islam ke Indonesia telah melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak islam yang tersebar di seluruh nusantara. Di Jawa sendiri kerajaan-kerajaan bercorak islam kurang lebih ada lima kerajaan yaitu Kerajaan Demak, Banten , Mataram Islam, Cirebon dan Pajang.
II. Uraian Materi
A. Kesultanan Demak (1500-1568)
1. Lokasi Kesultanan Demak
Kesultanan Demak berlokasi di Demak (Jateng), adalah kesultanan islam pertama & terbesar di pantai utara Jawa.
2.Sumber Sejarah Dari Dalam & Luar Negeri
Ø Dari dalam negeri
• Babad Tanah Jawi, yang isinya mengenai perkawinan antara Kertabhumi dan putri Champa yang ditentang kalangan istana. Karena itu, Kertabhumi dengan berat hati “menghibahkan’’ putri Champa yang tengah mengandung Raden Patah kepada Arya Damar adipati Palembang.
• Serat Kandha yang isinya tentang larangan Sunan Ampel kepada Raden Patah untuk menyerang Majapahit
Ø Dari Luar Negeri
• Berita Asing dari Cina yang ditulis Ma Huan sekitar 1433 M
• Berita Portugis terutama dari Tomi Pires (1512-1515) memberikan gambaran tentang kehadiran para pedagang dan ulama di kota-kota pelabuhan pesisir utara Jawa Timur ,Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
3. Kehidupan Politik Kerajaan Demak
Silsilah Raja K.Demak |
Awal Berdiri
Menjelang akhir abad ke-15, seiring dengan kemunduran Majapahit, secara praktis beberapa wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Bahkan wilayah-wilayah yang tersebar atas kadipaten-kadipaten saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit.
Sementara Demak yang berada di wilayah utara pantai Jawa muncul sebagai kawasan yang mandiri. Dalam tradisi Jawa digambarkan bahwa Demak merupakan penganti langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dianggap sebagai putra Majapahit terakhir.
Raja-raja yang pernah memerintah:
No | Nam a Raja | Tahun | Keterangan |
1. | Raden Patah | 1500-1518 | · Putra dari Kertabhumi (Brawijaya V) & Putri Champa ( Tiongkok), · Raden Patah membuka pesantren Hutan Bintara atas perintah Sunan Ampel · Pada saat Majapahit mulai melemah, raden Patah berniat menyerang Majapahit, namun dilarang oleh Sunan Ampel karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah Ayahnya · Kemungkinan Raden Patah menyerang Majapahit pada masa pemerintahan Ranawijaya. · Setelah hancur Majapahit menjadi bawahan Demak |
2. | Pati Unus | 1518-1521 | · Anak dari Raden Patah · Ia pernah diutus Raden Patah untuk menyerang Portugis di Malaka · Karena keberaniannya Pati unus dijuluki Pangeran Sabrang Lor , karena pernah menyebrangi Laut Jawa menuju Malaka |
3. | Sultan Trenggana | 1521-1546 | · Dibawah kepemimpinanya Demak mencapai masa kejayaan. · Menyerang Batavia dibawah pimpinan Fatahilah agar tidak dikuasai Portugis |
4. | Sunan Prawoto | 1546-1549 | · Ia lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik |
5. | Arya Panangsang | 1549-1568 | · Arya Penangsang juga terkenal sakti mandraguna namun memiliki kepribadian yang tempramental dan kurang sabar dalam melakukan sesuatu. |
v Faktor Kemajuan
1. Letaknya strategis di daerah pantai,sehingga terbuka hubungan dengan dunia luar pelabuhan ekspor
2. Pelabuhan Bergota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor-impor ysng penting bagi Demak.
3. Memiliki sungai sebagai penghubung daerah pedalaman, sehingga membantu pengangkutan hasil pertanian beras sebagai komoditas ekspor utama.
4. Runtuhnya Majapahit oleh Demak membuatnya berkembang pesat
v Faktor Kemunduran
1. Terjadi pertikaian antar keluarga sepeninggal Sultan Trenggana
2. Naiknya Arya Panangsang ke tahta kerajaan
3. Arya Panangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir
4. Kehidupan Ekonomi
Posisi kerajaan Demak sangat strategis dalam perdagangan laut, pelabuhannya sering dipakai transit kapal-kapal dagang dari wilayah Barat yang hendak ke Selat Malaka, begitupun sebaliknya. Keinginan untuk menjadi kerajaan maritime dilakukan dengan usaha menaklukan Malaka dari Portugis. Usaha ini gagal, walau demikian tidak meruntuhkan perekonomiannya karena didukung hasil pertanian yang besar
5. Kehidupan Sosial
Kehidupan Sosial di Demak tidak jauh berbeda dengan masa berkuasanya Majapahit. Perbedaan yang mencolok terdapat pada penggunaan aturan-aturan dan hukum yang sesuai dengan ajaran islam, sehingga terasa lebih tertib dan teratur. Lahirnya wali-wali di Demak mempercepat proses penyebaran islam.
6. Kehidupan budaya
Terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di serambi depan masjid itulah Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar Syahdatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut agama islam. Tradisi sekaten /peringatan maulud masih berlangsung sampai sekarang.
B. Kerajaan Banten (1526-1813)
1) Lokasi
Sebuah kesultanan islam di Provinsi Banten. Letaknya di wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di Sumatra.
2). Sumber-sumber Sejarah
Ø Dari dalam negeri
· Carita Parahyangan, memaparkan bahwa sebelum islam masuk, Banten merupakan bagian penting dari kerajaan Pajajaran (Hindu) & menyebut K. Banten dengan Wahanten Girang
· Tambon Tulangbawang & Primbon Bayah , menyebut Kerajaan Banten dengan nama Medanggili
Ø Dari Luar Negeri
· Shung Peng Hsiang Sung, memberitakan bahwa Banten berada dalam rute pelayaran yang dibuat Mao’Kun
· Buku Ying yai She Lan, Banten disebut Shut’a yang sangat dekat pelafalanya dengan sunda
3). Kehidupan Politik
Awal Berdiri
Sebelum Banten berdiri sebagai kesultanan, wilayah ini termasuk bagian Kerajaan Pajajaran. Setelah itu K. Pajajaran jatuh ke tangan Kerajaan Demak. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Trenggana, Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri.
Silsilah raja:
Raja-raja yang berkuasa di Banten adalah merupakan anak dari Raja sebelumnya yang menjabat di Kerajaan Banten. Sedangkan Maulana Hasanuddin adalah anak dari Sunan Gunung Jati.
Raja-raja yang pernah memerintah:
No | Nama Raja-raja | Tahun | Keterangan |
1. | 1552-1670 | · Memindahkan pusat pemerintahan dari Banten Girang ke Surosowan · Membangun benteng pertahanan di Banten | |
2. | Maulana Yusuf | Melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan Pakuan Pajajaran pada tahun 1579 | |
3. | Naik tahta dalam usia yang belum dewasa, sehingga dalam penyelengaraan pemerintahan di Banten waktu itu ia dibantu dengan sistem perwalian. | ||
4. | Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir | ||
5. | |||
6. | · Pada masa pemerintahanya Banten mencapai masa kejayaan · Pada masa ini Banten berusaha keluar dari tekanan VOC · Memperkenalkan pembukaan sawah di daerah pedalaman | ||
7. | Sultan Haji | mengirim 2 utusan menemui Raja Inggris untuk mendapat dukungan &bantuan persenjataan | |
8. | |||
9. | |||
10. | |||
11. | |||
12. | |||
13. | |||
14. | |||
15. | |||
16. | · Pada masa kekuasaannya Kesultanan Banten telah begitu lemah, akibat tekanan dari beberapa kekuatan global yang silih berganti memengaruhi Kesultanan Banten. Sebelumnya pada 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda. |
v Fakor kejayaan:
1) Letak Banten yang strategis terutama setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Banten menjadi bandar utama karena dilalui jalur perdagangan laut.
2) Banten menghasilkan rempah-rempah lada yang menjadi perdagangan utama bangsa Eropa menuju Asia
v Faktor kemunduran :
1) Sultan Haji yang cenderung membangun hubungan baik dengan Belanda
2) Terjadii perang saudara di kalangan istana
3) Diserahkannya Lampung kepada VOC
4) Diwajibkan mengganti kerugian perang oleh VOC
4.. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Banten berada di posisi yang strategis dalam perdagangan internasional. Berkuasanya Portugis di Malaka mendorong Banten untuk membuat pelabuhan di tepi Selat Sunda dan Teluk Banten., Pelabuhan ini dipakai untuk ekspor lada yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk menambah ekspor lada, Maulana Yusuf melakukan penaklukan ke Lampung. Dengan ditaklukkannya Lampung sebagai penghasil lada terbesar mampu meningkatkan ekspor ke luar negeri dan meningkatkan perekonomian.
5.. Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam etnis, antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, & Bali. Dalam bidang seni bangunan Banten meninggalkan Masjid Agung Banten,yang dibangun abad ke-16. Selain itu, Kerajaan Banten memiliki bangunan istana & bangunan gapura pada istana Kaibon.
C. Kerajaan Mataram Islam (1586-1755)
1. Lokasi
Kesultanan Mataram Islam tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Matara Hindu, kebetulan saja memakai nama yang sama. Kemungkinan didorong keinginan untuk menjadi besar seperti Kerajaan Mataram Kuno..Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram tahun 1586 oleh Senopati menandai berdirinya Kesultanan Mataram. Pusatnya di sebelah tenggara Kota Yogyakarta, Yakni di Kotagede.
2. Sumber Sejarah
Ø Dari dalam negeri
· Babad tanah jawi, Serat Centini, Babad sangkala, Segara Wana & Syuh Brata (adalah meriam yang diberikan Belanda)
Ø Sumber sejarah dari Luar Negeri mengenai Mataram Islam tidak diketahui.
3. Kehidupan Politik
Awal berdiri
Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati. Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitarJawa Tengah saat ini, mewarisi wilayah Kerajaan Pajang. Pusat pemerintahan berada di Mentaok, wilayah yang terletak kira-kira di timur Kota Yogyakarta dan selatan Bandar Udara Adisucipto sekarang. Lokasi keraton (tempat kedudukan raja) pada masa awal terletak di Banguntapan, kemudian dipindah ke Kotagede.
Silsilah Raja-raja:
Sutawijaya anak dari Ki Ageng Pemanahan memperistri Ratu Hadi, mempunyai anak yaitu Mas Jolang, setelah meninggal diteruskan anaknya Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) lalu berturut-turut diteruskan anak dari Raden Mas Rangsang dengan Putri Cirebon yaitu Amangkurat I, Amangkurat II, Amangkurat III, raja selanjutnya yaitu Pakubuwana I ,II, III adalah raja yang dipilih oleh VOC.
Raja-raja yang pernah memerintah:
No. | Nama Raja-raja | Tahun | Keterangan |
1. | Senopati | 1586-1601 | Berhasil menundukan Cirebon dan Kerajaan Galuh |
2. | Mas Jolang | 1601-1613 | · Karena meninggal di Krapyak ia dijuluki Pangeran Sedo Krapyak · Pemerintahannya diwarnai pemberontakan dari kerajaan-kerajaan vassal |
3. | Sultan Agung | 1613-1645 | · Mataram mencaoai puncak kejayaannya · Dua kali menyerang Belanda ke Batavia tahun 1628 & 1629. Kendati gagal, serangan itu mamp membendung pengaruh VOC di Jawa untuk sementara. · Menciptakan kalender Jawa perhitungannya sama dengan tahun Hijriah Menyusun sebuah karya sastra berjudul Sastra Gending isinya, filsafat kehidupan & kenegaraan. Serta kitab undang-undang berjudul Surya Alam yang merupakan perpaduan adat istiadat Jawa & hukum islam. |
4. | Amangkurat I | 1645-1677 | · Memerintah dengan kejam · Menjalin hubungan yang mesra dengan Belanda |
5. | Amangkurat II | 167-1703 | · Ia sangat patuh pada VOC · Karena Belanda, ia menyingkir ke Desa Wonokerto & membangun ibu kota baru |
6. | Amangkurat III | 1703-1708 | Tidak disukai VOC |
7. | Pakubuwana I | 1708-1719 | Diangkat menjadi sultan oleh VOC |
8. | Amangkurat IV | 1719-1726 | |
9. | Pakubuwana II | 1726-1749 | |
10. | Pakubuwana III | 1749-1757 | Terjadi pembagian wilayah Mataram menjadi 2, Kesultanan Ngayogyakarta,Kasuhunan Surakarta |
v Factor kejayaan
1) Memiliki prajurit yang kuat fisik dan mental
2) Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
3) Kuat di bidang agraris yaitu mampu mengekspor beras ke Malaka
v Faktor keruntuhan:
1) Setelah kalah dari Batavia rakyatnya tidak terurus karena dikerahkan perang
2) Terjadi pemberontakan dari kerajaan vassal (kerajaan bawahan)
3) Terjadi intervensi dengan Belanda
4) Terjadi perselisihan diantara Amangkurat III & Pakubuwana II
v Membagi sistem pemerintahan Kesultanan Mataram menjadi 4 bagian:
a) Kutanegara :Daerah pusat keratin,pelaksana pemerintah oleh patih luar dibantu wedana dalam
b) Negara Agung :Daerah sekitar Kutanegara,pelaksana pemerintah dipegang patih Jawidibantu wedana luar
c) Mancanegara :Daerah di luar Negara Agung
d) Pesisir :Daerah paling luar, pemerintahan dipegang oleh bupati atau syahbandar.
4. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
5. Kehidupan Sosial
Dalam bidang kebudayaan, seni ukir, lukis, hias dan patung serta seni sastra berkembang pesat. Hal ini terlihat dari kreasi para seniman dalam pembuatan gapura, ukiran-ukiran di istana maupun tempat ibadah. Contohnya gapura Candi Bentar di makam Sunan Tembayat (Klaten) diperkirakan dibuat pada masa Sultan Agung Di samping itu juga adanya upacara Grebeg pada hari-hari besar Islam yang ditandai berupa kenduri Gunungan yang dibuat dari berbagai makanan maupun hasil bumi. Upacara Grebeg tersebut merupakan tradisi sejak zaman Majapahit sebagai tanda terhadap pemujaan nenek moyang
D. Kesultanan Cirebon(1479-1677)
1. Letak kerajaan Cirebon
Letak Kerajaan Cirebon yaitu sebelah timur jawa barat di dekat laut,karena itu,mata pencarian uang kerajaan Cirebon yang utama berasal dari perikanan dan pelabuhan.
2. Sumber Sejarah
Ø Dari dalam negeri
· Babad Cirebon(ditulis abad 19), menceritakan perkembangan Kesultanan Cirebon pada awal penjajahan belanda di pulau jawa
· Carita Caruban Purwaka Nagari karya Pangeran Dipati (1702), menceritakan perkembangan Cirebon, perjalanan para petinggi kerajaan beserta keluarganya.
Ø Dari Luar Negeri
· Catatan Tomi Pires, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di jawa pada masa paruh pertama abad ke-16.
3. Kehidupan Politik
Awal Berdiri
Pendirian kesultanan ini sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Berdasarkan berita dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh pendiri Kesultanan Bantenyaitu Sunan Gunung Jati
Silsilah Raja-raja:
Fatahilah, raja kedua Kesultanan Cirebon merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati, sedangkan Panembahan Ratu I dan II adalah cucu Sunan Gunung Jati.
Raja-raja yang penah memerintah:
No | Nama Raja | Tahun | Keterangan |
1. | Sunan Gunung Jati | 1479-1568 | • Nama asli Syarif Hidayatullah • Bergelar sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah • Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. • Sunan Gunung Jati diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten |
2. | Fatahillah | 1568-1570 | Menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570 |
3. | Panembahan Ratu I | 1570-1649 | • Takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas • Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun |
4. | Panembahan Ratu II | 1649-1677 | • Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram |
4. Kehidupan Ekonomi
Setelah perjanjian antara kerajaan Cirebon dan VOC ,Keraton Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan dan perdagangan,karena VOC memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas perdagangan dan pelabuhan.
5. Kehidupan Sosial
Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakn campuran dari kelompok pedagang pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam.Seorang yang paling terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat kepercayaan dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut Cirebon.
6. Kehidupan Budaya
Beberapa peninggalan sejarah kesultanan Cirebon: Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Kanoman, Masjid Cipta Rasa & Makam Gunung Jati.
v Faktor kemajuan
1. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatan- kegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
v Faktor kemunduran
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC
E. KERAJAAN PAJANG (1549-1618)
Silsilah Raja K.Pajang |
1. Letak kerajaan pajang
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah. Pajang sendiri merupakan kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah Barat Bagelen (lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
2.. Sumber Sejarah
Ø Dari Dalam negeri:
· Babad Banten, menyebutkan Ki Andayaningrat berputera 2 orang, yaitu Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara.
· Kronik di Katasura ,menulis asal seluk beluk asal usul raja raja matram dimana Pajang dimana Pajang dilihat sebagai pendahulunya
· Kitab Negarakertagama menyebutkan pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang.
3. Kehidupan Politik
Awal berdiri
Nama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu) bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).
Berdasar naskah-naskah babad, bahwa negeri Penggingdisebut sebagai cikal bakal Pajang. Cerita Rakyat yang melegenda menyebut bahwa Pengging sebagai kerajaan kuno yang pernah dipimpin Prabu Anglingdriya, musuh bebuyutan Prabu Baka raja Prambanan. Kisah ini dilanjutkan dengan dongeng berdirinya Candi Prambanan.
Raja-raja yang pernah memerintah:
No. | Nama Raja | Tahun | Keterangan |
1. | Jaka Tingkir | · Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, bergelar Sultan Hadiwijaya · · Setelah menyingkirkan Arya Panangsang seorang penguasa Demak, Joko Tingkir kemudian memindahkan istana Demak ke Pajang · Kerajaan Pajang mencapai Puncak Kejayaan | |
2. | Arya Pangiri | 1583-1586 | · Bergelar Sultan Ngawantipura · Dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada menciptakan kesejahteraan rakyatnya. · Berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian |
3. | Pangeran Benawa | 1586-1587 | · Bergelar Sultan Prabuwijaya. · Pangeran Benawa dikisahkan sebagai seorang yang lembut hati. |
4. Kehidupan ekonomi
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi lumbung beras dalam abad ke-16 dan 17. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di dataran rendah tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya bermata air di lereng gunung Merapi) dengan Bengawan Sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di sepanjang tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.
5. Kehidupan Sosial
Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh.
6.. Kehidupan Budaya
Kampung Laweyan sangat terkenal dengan peninggalan Kerajaan Pajang.keberadaan tradisi membatik di Laweyan merupakan salah satu peninggalan kebudayaan kerajaan Pajang. Pada masa awal, teknik batik dikenalkan Ki Ageng Henis, seorang penasihat spiritual Kerajaan Pajang.
vFaktor kemajuan
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di pedalaman Jawa.
vFaktor kemunduran
1. Sultan hadiwijaya sakit dan kemudian wafat
2. Pemerintahan Arya Pangiri disibukkan dengan balas dendam terhadap Kerajaan Mataram Islam
3. Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Kerajaan Pajang.
4. Perang Kerajaan Pajang melawan Kerajaan Mataram Islam dan Jipang berakhir kekalahan Arya Pangiri.
5. Tidak ada pengganti tahta kerajaan setelah Pangeran Benawa.
7. Sutawijaya sendiri mendirikan Kerajaan Mataram Islam.